Suasana kelas yang riuh dan tak ada guru pun dijadikan murid-murid
bebas melakukan apa saja. Aku yang sedang mendengarkan musik merasa
terusik karena ada yang memanggilku.
“hei han.”dia tersenyum tersipu padaku.
“hah? Kenapa sha?”
“eh gapapa,Cuma tes kuping.hehe..”dia tersipu lagi.
“hoah, whatever..”aku mendengus kesal.
Ini
orang maunya apa sih? Sudah 3 kali marsha memanggilku seperti itu, dan
dibuat kesal karenanya. Coba kalau bukan teman sekelasku, sudah babak
belur dia. Weits, gini-gini aku punya prestasi dalam kejuaraan
taekwondo. Ngomong-ngomong soal marsha, dia itu cowok. Dan kerjanya suka
isengin orang-orang. Orangnya yang pendiam tapi menghanyutkan, begitu
kata sahabatnya, dan membuat aku penasaran kepadanya.
Malam yang dingin semakin membuatku malas untuk bergerak alias mager. Drrt drrrt, ada sms masuk. Dari marsha.
“hei han, lagi apa?”
“lagi mager.”jawabku singkat.
“ih balesnya singkat aja, lagi males ya?”ah pertanyaan yang bodoh, pikirku.
“udah tau mager masih nanya, bego.”
5 menit, 10 menit tidak ada balasan. Aku semakin penasaran, apa dia marah ya? Ah terserah lah, mendingan aku tidur.
Sabtu
pagi yang sejuk, dan sinar matahari yang cerah membuatku semangat pergi
ke sekolah untuk pendalaman materi. Ya, sekarang aku sudah kelas 3,
tepatnya SMA. Dan sebentar lagi akan berhijrah ke dunia perkuliahan, dan
bla bla bla.
Jam menunjukkan pukul 8 dan baru beberapa murid yang
masuk ke kelas, dan kulihat sekeliling kelas. Dikelas ini tidak ada
perbedaan. Semuanya sama. Hmm, di pojok sana ada si marsha yang sedang
melamun, apa dia kesambet setan ya?
“woy, bengong aja lo?”sambil memukul meja dan dia tersentak kaget.
“buset, biasa aja kali han jantung gue mau copot nih!”dia geram.
“sorry sorry. Eh kemaren kenapa sms gue ga dibales? Lo marah ya gue katain?”
“ih pengen banget apa?”sambil tersenyum sinis kepadaku.
“nah buktinya kenapa lo sms gue semalem?”pancingku agar dia menjawab.
3
detik, dia tidak menjawab. Hanya membalas dengan senyuman. Ah iseng
lagi nih, pikirku. semakin membuatku penasaran dan akan mencari tau
secepat mungkin.
Wabah php merajalela di kalangan remaja saat ini – via twitter
Ah,
php? Apaan tuh? Setauku itu sih bahasa program dalam suatu sistem
operasi. Penasaran dan kutanya pada teman sebangkuku, yana.
“eh yan, php apaan sih?”kutanya polos.
“lah, lo gatau han?”setengah menganga tak percaya.
“ya gataulah, gue kan jarang online twitter.”
“hani..hani. ga sampe begitu juga kali sampe ga uptodate, nih gue jelasin ya. PHP itu kepanjangan dari Pemberi Harapan Palsu.”
“oooh, maksudnya apaan deh, tetep ga ngerti”aku yang bingung hanya menyengir saja.
“arrrg,
belom juga selesai gue ngomong.”yana melanjutkan,”php itu diibaratkan
cowo yang suka ngasih harapan ke cewek atau kebalikannya, tapi ternyata
itu cuma bohong, alias palsu! Ngerti kan?”
“oalaah! Bisa sampe begitu ya?”
“yaiyalah. Lo sih, jarang online. Kalau gak latihan, ya latihan terus.ckckck”
“hahaha, namanya juga hani, mana sempat urusin begitu.”
“hah, whatever you want.honey.. “
Sepulang
sekolah, dikamar yang suntuk ini aku pun mengingat kata-kata yang
diucapkan yana tadi. Php? Ko bisa ada yah? Jadi penasaran gimana
rasanya..semakin dipikirkan semakin membuatku lelah..dan akupun tertidur
pulas.
Do you remember..do you remember..all of the times we had?
Nada ponselku berbunyi membuat ku terbangun. siapa nih. Marsha. Cepat-cepat kutekan tombol hijau, mungkin ada perlu.
“hoaam, halo?”setengah nyawaku belum terkumpul.
Nit nit nit, telepon terputus. Shi*. Cuma misscall, penasaran. Aku coba sms orang iseng itu.
“woy, kenapa lo miscall?”
5 menit baru di balasnya. “emang aku misscall ya?” wait, kok pake ‘aku’ ? semakin aneh.
“iya tadi, emang gue bolot apa?”
“ih kok kamu gitu sih? Lagi apa sayang?”
Hih,
apalagi nih? Pake sayang sayang segala. Mencurigakan. Sengaja aku tak
membalasnya karena ada sesuatu yang aneh pada marsha. Biasanya dia yang
pendiam dan jarang berbicara dikelas itu tiba-tiba mengirimkan sms
seperti itu. Besoknya disekolah, aku juga menemukan hal yang aneh. Dia
sekarang sering mengobrol denganku dan dengan sangat sopan menyapaku.
Aku balas serupa, mulai ada rasa dengannya. Semakin lama semakin
dalam... perasaan aneh ini aku ceritakan ke yana, dan diapun tesentak
kaget.
“hah! Yang bener lo han?dia itu seleranya tinggi tau!ckck.”
“masa sih?orangnya juga tinggi..”aku menghayal sampai tersenyum sendiri.
“eh bangun neng! Jangan terlalu berharap gitu nanti kecewa aja pelampiasannya ke gue lagi, hih serem.”
“tenang aja hehe, doain ya semoga gue jadian sama dia, hehe..”aku mengamini dalam hati.
“dasar
gila, baru cowo kaya dia aja udah klepek2, gimana kalo liat brad pitt
asli, pingsan langsung lo!” yana yang tergila-gila pada brad pitt pun
tak mau kalah.
“tau ah, i don’t care..”
3 hari, 7 hari,
seminggu aku menunggunya untuk sms. Tapi nihil, mungkin dia sibuk. Aku
mencoba untuk positif thingking. Walaaaa! Akhirnya dia sms juga. Singkat
aja.
“han”
Perasaan ku tak terbendung lagi, senang rasanya. “eh kenapa sha?”
“gpp, lagi ngapain?”
Sms
berlanjut sampai tengah malam, sampai dia tak membalas sms lagi. Dan
akupun memutuskan untuk tidur saja. Ada perasaan senang sekaligus.. apa
ini cinta ya? Arrrrg kata orang-orang di twitter, aku galau..
20
maret 2012, ulang tahun marsha. Semua anak-anak dikelas ingin membuat
surprise untuknya. Tapi aku?hanya mengikuti mereka sajalah, toh aku
bukan siapa-siapanya dia. Hei,bukannya aku suka sama marsha? Tapi kok
ada sesuatu yang mengganjal ya?
Sehari setelah ulang tahunnya marsha, dia tak lagi sms ataupun telepon. Jangan-jangan..
“yanaaaaaaaa...”kataku sambil terpogoh-pogoh.
“kenapa han? Muka lo serem begitu? Awas kalo tiba2 ninju gue.”
Aku menceritakan semuanya dan dia pun berdecak pinggang,
“kayanya marsha udah php in lo deh,gimana perasaan lo sekarang?”
“ya begitu, ada seneng, deg2an, benci semuanya deh.”
“saran gue ya, lupain dia oke?”
“menurut lo begitu ya yan?”
“iyalah, dia gak serius sama lo. Pasti Cuma phpin lo doang, ish cowo apaan tuh.”
“hmm okedeh. Untung sekelas, kalo ga..”tanganku sudah mengepal ingin menghantam sesuatu.
“eits, jangan didepan gue juga dong, han.”yana ketakutan sampai mukanya lemas.
“sorry..”
Seminggupun
aku sudah bisa melupakannya, dan kufokuskan UN dulu. Seminggu menjelang
UN, marsha tak kelihatan lagi kabarnya. Walaupun sekelas, dia juga
jarang mengobrol dan menyapaku lagi. Persetan orang itu. Dan salah satu
temanku dikelas, Grace, juga mengalami hal yang sama. Yaitu diphpin,
siapa sih orang yang tega? Ingin ku hajar sampai babak belur.
“hei grace.”sapaku.
“hei.”jawabnya lemas.
“lah lo kenapa lemes banget sih? Gausah dipikirin gitu lah. Siapa sih orangnya? Kasih tau ke gue.”
“ssst. Jangan bilang siapa-siapa ya, yang tau cuma lo dan gue.”
“”sip, tenang aja.”
“dia.. marsha, han.”
“What the.. marsha!!? Kenapa bisa sama sih?”aku menggeram kesal.
“hmm maksudnya apa han?”tanya grace tak mengerti.
“aduh gawat nih grace. Jadi dia juga udah phpin gue, tapi gue udah lupain dia sih. Cukup tau dia brengse*.”
“arrrrrrrg,
bangsa T juga ya dia. Oiya gue masih ada nih smsnya. Lo mau
baca?”ditunjukkannya sms itu, dan hampir saja hp grace jatuh dari
tanganku. Smsnya sama dengan yang marsha kirim kepadaku.
“graceeeeee, ini sama yang dia kirim ke gue, arrrrrrrg.”
“apa? Serius lo? Kacau.”omongannya semakin ngelantur.
“serius lah grace. Dia masih sms lo gak?”
“masih, tapi ya kadang-kadang. Kalau lagi sms bikin gue makin...hehe”ah kata-katanya semakin ngelantur.
“eh, daripada terus-terusan kaya gini mending kita bales aja. Gimana?”
Aku
dan grace yang berada di depan kelas ‘salting’ karena marsha lewat dan
hendak masuk ke kelas. Grace langsung berpura-pura memainkan hpnya,
sedangkan aku hanya mengepalkan tangan seakan-akan mau meninju sesuatu.
“eh lanjut dong? Gimana?” tangannya gemetaran.
“jadi, kita kan sekelas sama dia, kita sindir atau kita ...”
“eh eh jangan kasian.. lo selalu pake kekerasan ya..”kesalnya, masa bodoh.
Pembicaraan
terputus karena bel tanda masuk sudah berbunyi. Terus-terusan aku
menatap ke arah marsha yang sedang konsen belajar, tiba-tiba tanpa
sengaja dia menoleh kepadaku. Langsung kulemparkan senyum sinis
kepadanya, dan dia terheran-heran. Lihat saja nanti.
Sepulang
sekolah aku dan grace janjian untuk membalas dendam. Tentunya tanpa
grace ketahui, aku ingin menghajarnya biar tau rasa. Yana yang aku
ceritakan hanya mengiyakan dan menggeleng2 kepala.
Di parkiran sekolah, aku dan grace langsung mencegatnya. Tanpa basa basi dan tanpa sadar, BUG! aku meninjunya.
“upps, sorry dude.”perasaanku lumayan lega. Tapi..
“HEH, lo kenapa sih! Ninju orang ga ada petir gluduk juga!”sambil idungnya yang hampir berdarah.
“dan satu lagi buat lo, dari grace yang gatau apa-apa”PLAK!satu tamparan di pipi kanan marsha dari grace.
“itu
balasan buat orang yang suka mempermainkan cewe! Sekali lagi lo kaya
gitu, ga bisa gue maafin, lo kenapa sih! Ninju orang ga ada petir gluduk
juga!”sambil idungnya yang hampir berdarah.
“dan satu lagi buat lo, dari grace yang gatau apa-apa”PLAK!satu tamparan di pipi kanan marsha dari grace.
“itu
balasan buat orang yang suka mempermainkan cewe! Sekali lagi lo kaya
gitu, nih!” hampir saja aku menendang perutnya. Belum mendengar
penjelasan dari cowok sialan itu, aku menarik tangan grace dan melesat
jauh dari parkiran.
Created By : MH
Minggu, 22 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar